Salah satu lagu daerah yang populer di Indonesia adalah Burju Ni Dainang. Lagu ini berbahasa Batak dan sering dinyanyikan dalam acara-acara pernikahan, ulang tahun, atau acara keluarga lainnya. Liriknya yang menyentuh hati membuat lagu ini menjadi favorit banyak orang.
Asal Usul Lagu Burju Ni Dainang
Burju Ni Dainang berasal dari daerah Batak Toba, Sumatera Utara. Lagu ini menceritakan tentang seorang pria yang merindukan sang kekasih yang jauh di mata namun dekat di hati. Dalam bahasa Indonesia, Burju Ni Dainang berarti “Rumahku yang Indah”. Lagu ini diciptakan oleh seorang komponis Batak Toba bernama Rura Silaen pada tahun 1980.
Lirik Lagu Burju Ni Dainang
Berikut adalah lirik lagu Burju Ni Dainang dalam bahasa Batak:Burju ni dainang, au hasianDonganku di ho do parlinjuanganUnang cemburu, unang rinduAu do napogos tu au ma rohamBurju ni dainang, au hasianDonganku di ho do parlinjuanganUnang bege ma ho, unang ngolukkiAu do napogos tu au ma roham
Lirik ini mengandung arti yang cukup dalam. Dalam lagu tersebut, terdapat sebuah ungkapan rindu yang mendalam dari seorang pria kepada kekasihnya yang jauh di mata namun dekat di hati.
Burju Ni Dainang dalam Budaya Populer
Lagu Burju Ni Dainang tidak hanya populer di kalangan masyarakat Batak, namun juga dikenal luas di Indonesia. Beberapa penyanyi terkenal seperti Trio Ambisi, Victor Hutabarat, dan Rani Simbolon pernah membawakan lagu ini dengan gaya dan ciri khas masing-masing. Lagu ini juga pernah dijadikan soundtrack film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang memperkenalkan lagu ini kepada penonton muda di seluruh Indonesia.
Kesimpulan
Burju Ni Dainang adalah lagu daerah Batak yang populer di Indonesia. Liriknya yang menyentuh hati dan melankolis membuat lagu ini menjadi favorit banyak orang. Lagu ini bercerita tentang rindu seorang pria kepada kekasihnya yang jauh di mata namun dekat di hati. Meskipun berasal dari daerah Toba, lagu ini dikenal luas di Indonesia dan pernah dijadikan soundtrack film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.
